BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
BBLR yang disertai dengan Hyperbilirubin merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi. Apabila masalah BBLR yang disertai dengan Hyperbilirubintidak segera diatasi maka akan terjadi komplikasi yang lebih berat salah satunya adalah kern ikterus. Untuk itu diagnosa dini harus segera ditegakkan untuk dapat menghindari bertambahnya kematian bayi akibat masalah ini. Pada bayi BBLR sanagt rentan terjadi ikterus. Untuk pencegahan terjadinya BBLR ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Penyebab BBLR antara lain dipengaruhi:
Faktor ibu
Faktor janin
Faktor placenta
Faktor lingkungan
Hyperbilirubin merupakan suatu keadaan dimana kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik.
Pencegahan dan penanganannya dapat dilakukan sbb:
1) Mempercepat metabolisme dan pengeluaran hyperbilirubin.
2) Terapi sinar.
3) Tranfusi terapi.
2. TUJUAN PENULISAN
Dalam asuhan kebidanan ini yang sesuai dengan manajemen kebidanan dan beberapa yang ingin dicapai.
2.1 Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada BBLR disertai hyperbilirubin di ruang NICU RSD dr Soewandhie Tambak rejo
2.2 tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada BBLR disertai hyperbilirubin di NICU RSD dr. Soewandhie Tambak rejo Surabaya.diharapkan mampu:
2.2.1 Melakukan pengumpulan dan pengkajian data melalui anamnesa,pemeriksaan fisik,pemeriksaan penunjang.
2.2 .2Menganalisa data dan merumuskan diagnosa kebidanan pada BBLR disertai Hyperlirubin.
2.2.3 Merumuskan diagnosa potensial yang terjadi pada klien.
2.2.4 Menentukan suatu tindakan segera.
2.2.5 Melakukan rencana tindakan perawatan kebidanan pada BBLR & Hyperbilirubin.
2.2.6 Melakukan evaluasi hasil tindakan perawatan kebidanan pada klien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.KONSEP BBLR
1. PENGERTIAN (Sarwono,2002)
· BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr.
· Dulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr/sama dengan 2500 gr disebut premature.
· Tahun 1961 (WHO)semua bayi yang baru lahir dengan berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500 gr disebut Low Birth Infant (BBLR).BBLR dapat diketahui dengan menimbang bayi setelah lahir.Bayi baru lahir ditimbang segera setelah badannya dikeringkan dari air ketuban atau paling lambat sampai berumur 1 hari.
2. KLASIFIKAS (FKUI,1985)
BBLR dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
2.1 Prematuritas murni
Adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai BB sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan yang disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan.
2.2 Dismaturitas
Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan,hal ini karena mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk pertumbuhan masa kehamilan.Dismatur dapat terjadi pada aterm dan post term.
3. ETIOLOGI (Sarwono,2002)
3.1 Faktor ibu
3.1.1 Primigravida
3.1.2 Ibu muda(<20>35 th)
3.1.3 Hypertensi
3.1.4 Pre –Eklamsi
3.1.5 Perokok/Pecandu heroin
3.1.6 Kelainan uterus
3.1.7 Perdarahan antepartum
3.1.8 Multigravida dengan jarak kelahiran dekat
3.1.9 Penyakit ibu yang lain seperti toksemia gravidarum,trauma fisik dan psikologis,DM.
3.2 Faktor janin
ª Kehamilan
ª Infeksi intra uteri
ª Anomali congenital
ª Hydramnion
3.3 Faktor placenta
ª Infak placenta
ª Solutio placenta
ª Absusio Placenta
3.4 Faktor lingkungan
ª Tempat tinggal
ª Radiasi
ª Zat-zat racun
4. CIRI-CIRI BBLR (Zr.Christina S. Ibrahim,1983)
| BBLR <> | BBLR cukup bulan | BBLR > bulan |
PB | <47> | 50-52 cm | 50-52 cm |
Proporsi | · Dada <29> · Umbilikus di bawah perut | · 33 cm · Umbilikus pada pusat | · 33 cm · Umbilikus sama dg aterm |
Vitalitas | · Kurang aktif · Tangis lemah · Menghirup kurang kuat | · Aktif · Tangis kuat · Menghirup kuat | · Aktif · Tangis kuat · Menghirup kuat spt lapar |
Kulit | · Merah lembek, transparan. · Lemak sub kutan tipis | · Merah muda segar · Lemak sub kutan positif | · Merah muda · Kering,keriput |
Papila mamae | Datar | (+) | (+) |
Rambut | Lembut | Panjang, kokoh | Panjang, kokoh |
Telinga | Pipih, lembek | Tegak, keras | Kenyal |
Telapak kaki | Lembut, hanya beberapa garis | Penuh garis-garis | Penuh garis-garis |
Kuku | Lembut tidak sampai ujung jari | Keras memenuhi ujung jari | Keras melebihi ujung jari |
Genetalia | · Wanita,labia mayora belum menutupi labia minora · Laki-laki,testis di dalam abdomen atau di kanal | · Wanita,labia mayora sudah menutupi labia minora · Laki-laki,testis di dalam skrotum | · Wanita,labia mayora sudah menutupi labia minora · Laki-laki, sudah menutup |
5. PENATALAKSANAAN (Sarwono,2002)
5.1 Sebelum lahir
ª Kortikosteroid untuk ibu
Mempercepat kematangan paru.
ª Nutrisi ibu keseimbangan cairan,elektrolit,dan obat-obatan ibu perlu diperhatikan.
5.2 Setelah BBLR lahir
5.2.1 Pertahankan suhu yang sesuai kebutuhan bayi.
ª Lahir→segera bayi dikeringkan dengan lunak,bersih,dan kering.Bayi tidak boleh dimandikan,setelah tali pusat dipotong harus segera dibungkus dengan kain yang bersih dan kering agar tetap hangat perlu diberi topi penutup kepala.
ª Letakkan pada tempat yang dihangatkan/inkubator tertutup(mencegah hipotermi)
ª Usahakan suhu rectal 37∙ C dengan suhu ruangan 30-40∙ C dengan kelembapan 30 %.
5.2.2 Perhatikan pernafasan
ª Lahir→segera bersihkan jalan nafas.
ª Segera resusitasi karena kebanyakan dari BBLR dengan Asphixia.
ª Bayi kurang 34 minggu perlu pengawasan ketat karena dapat mengalami RDS,apnea of prematurity/apnea sebab lain(perdarahan ventrikel)
5.2.3 Nutrisi
§ Puasa lama
membahayakan→Hipoglikemia,dehidrasi,hyperbilirubinemia.
§ Pada BBLR dengan reflek hisap baik→berikan ASI setengah jam setelah bayi lahir(ASI eklusif)
§ BBLR yang lemah,ASI diberikan lewat sonde lambung/menggunakan sendok.
§ Bila ada indikasi medis dapat diberikan PASI.
BB <>
BB 1250-2000 gr→12 x/hari
BB >2000 gr→8 x/hari
§ Sebaiknya dengan cara menghisap tetapi bila keadaan tidak mungkin sonde lambung permanent yang diganti 2 hari sekali.
6. MASALAH BBLR
6.1 Apnea,perdarahan intraventrikularis.
6.2 Kesulitan adaptasi diluar kandungan→hipotermi karena:
§ Permukaan tubuh relative luas,sehingga resiko kehilangan panas dan air lebih besar karena ratio luas tubuh dan berat badan lebih besar dari pada bayi cukup bulan dengan gizi cukup.
§ Cadangan makanan sedikit dan daya tahan tubuh lebih rendah.
§ Jaringan lemak subkutan lebih tipis sehingga resiko kehilangan panas melalui kulit dan kekurangan cadangan energi yang lebih besar sehingga mudah kedinginan.
6.3 Mudah terkena gangguan pernafasan→RDS terutama pada BBLR kurang bulan karena kurangnya surfaktan.
6.4 Asidosis metabolik→cepat lelah,sering tersedak pada waktu menyusui dan malas menghisap.
6.5 Mudah terkena penyakit dan mudah meninggal bila terkena penyakit.
6.6 Mudah infeksi
6.7 Hypoglikemia
6.8 IUFD(Intra Uteri Fetal Death)
6.9 MAS(Meconium Aspiration Syndrome)
KONSEP HYPERBILIRUBIN
1. PENGERTIAN (Sarwono Prawirohardjo,2002:753)
Hyperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kern ikterus apabila tidak ditanggulangi dengan baik.
Hyperbilirubin terjadi apabila kadar bilirubin mencapai 12 mg % pada bayi cukup umur dan 15 mg % pada bayi kurang bulan.
2. ETIOLOGI (Sarwono Prawirohardjo.2002:754)
Etiologi hyperbilirubin dapat dibagi sebagai berikut:
ª Produksi yang berlebihan,lebih dari kemampuan bayi untuk mengeluarkannya.
ª Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar.Gangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar,kurangnya subtract untuk konjugasi bilirubin,gangguan fungsi hepar akibat asidosis,hypoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukorinel.
ª Gangguan dalam transportasi
ª Bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian diangkat ke hepar.ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat-obatan.Defisiensi albumin bias menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirect yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
ª Gangguan dalam ekskresi
ª Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar.
3. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN(Sarwono,2002:763)
Kadar bilirubin yang berbahaya sangat tergantung pada timbulnya ikterus dan kecepatan meningkatnya kadar bilirubin tidak langsung,Anamnesis kehamilan dan kelahiran sangat membantu pengamatan klinik ini dan dapat menuntun kita untuk melakukan pemeriksaan yang tepat.
Cara-cara yang digunakan untukmencegah dan mengobati hyperbilirubin:
3.1 Mempercepat metabolisme dan pengeluaran bilirubin
ª Early Feeding
Pemberian makanan dini pada neonatus dapat mengurangi terjadinya ikterus fisiologis pada neonatus.Hal ini mungkin sekali disebabkan karena dengan pemberian makanan yang dini itu terjadi pendorongan gerakan usu,dan mekonium lebih cepat dikeluarkan.
ª Pembesaran agar-agar
Pemberian agar-agar per O5 dapat mengurangi ikterus fisiologik.
ª Pemberian Fenobarbital
Dapat menurunkan kadar Bilirubin tidak langsung dalam serum bayi.
3.2 Mengubah Bilirubin menjadi bentuk yang tidak toksik dan yang dapat dikeluarkan dengan sempurna melalui ginjal dan traktus digestivus.
ª Pemberian terapi sinar pada bayi penderita ikterus yang diberi sinar matahaari lebih dari penyinaran biasa.Ikterus lebih cepat menghilang dibandingkan dengan bayi yang tidak disinari.
ª Penggunaan terapi sinar untuk mengobati hyperbilirubin harus dilakukan dengan hati-hati karena jenis pengobatan ini dapat menimbulkan komplikasi yaitu dapat menyebabkan kerusakan retina,dapat meningkatkan kehilanngan air tidak terasa dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
ª Terapi sinar diberikan kalau kadar bilirubin mencapai 15 mg % terapi sinar diberikan selama 72 jam atau sampai kadar bilirubin mencapai 7,5 mg %.
ª Selama terapi sinar mata bayi dan alat kelamin ditutupi dengan bahan yang dapat memantulkan sinar.
3.3 Transfusi tukar darah,diberikan pada:
ª Bayi premature,transfuse darah dapat diberikan walaupun kadar albumin kurang dari 3,4 gr % / 100 ml.
ª Semua kasus ikterus dengan kadar bilirubin tidakn langsung yang lebih dari 20 mg %.
ª Anemia yang berat pada neonatus.
4. KOMPLIKASI (FKUI,1985)
Kern ikterus
Adalah kerusakan akibat perlekatan bilirubin indirect pada otak terutama pada corpus striatum,debgan tanda-tanda klinik,mata berputar,latergi,kejang,tidak mau menghisap,tonus otot meninggi,leher kaku dan akhirnya opistotonus.
BAB III
KONSEP MANAJEMENT KEPERAWATAN
BBLR DENGAN HYPERBILIRUBIN
A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
a. Biodata
1) Biodata anak meliputi: nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, anak ke-, jumlah saudara, status anak, pendidikan.
2) Bidata orang tua meliputi: nama, umur, pendidikan, pkerjaan, agama, alamat
2. RIWAYAT MRS
Untuk mengetahui riwayat kesehatan bayi sehubungan dengan alasan masuk rumah sakit(Bagaimana riwayat persalinan serta kondisi bayi saat lahir)
3. KONDISI DATANG
Untuk mengetahui keadaan bayi saat masuk rumah sakit,sehingga dapat menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya.
4. KONDISI SAAT PENGKAJIAN
Bagaimana keadaan bayi saat pengkajian dilakukan,dengan tujuan untuk mengetahui kondisi bayi saat itu,hal ini dapat juga dilakukan setelah dilakukan tindakan.
Pemeriksaan Umum
Ø Keadaan Umum
Mengetahui keadaan umum bayi apakah cukup atau tidak,bahkan buruk.
Ø TTV
Nadi normal : 120-140 x/mnt
Suhu normal : 36,5 ˚ C- 37,5 ˚ C
Pernafasan normal:30-60 x/mnt
Ø Antropometri
§ BB
Merupakan indicator tunggal yang terbaik untuk keadaan gizi dan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan
(Soetjiningsih,1995:38)
§ PB
Merupakan indikator terbaik untuk gangguan pertumbuhan fisik.
(Jumiarni,1995:56)
§ LIKA
Untuk mengukur pertumbuhan.
(Jumiarni,1995:56)
§ LIDA
Untuk mengetahui kelainan khusus,seperti kelainan bawaan.
§ LILA
Untuk mengetahui keadaan gizi.
(Jumiarni,1995:56)
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :Besar,bentuk,adakah caput succedenum,cepal hematoma.
Wajah :Ikterus atau tidak
Mata :Conjungtiva pucat/tidak,sclera ikterus/tidak,adakah kelainan.
Hidung :Bersih/tidak,adakah secret,adakah pernapasan cuping hidung.
Telinga :Simetris/tidak,adakah kelainan.
Mulut :Cyanosis/tidak,adakah labio palato skisiz.
Dada :adakah retraksi dada.
Abdoment :Keadaan tali pusat,adakah pus,adakah perdarahan,baunya.
Genetalia :Adakah kelainan.
Anus :Adakah kelainan(atresia ani)
Ekstremitas:Adakah kelainan(polydaktili,syndaktili).
Kulit :Bersih/tidak,wrna serta turgor.
Auskultasi
Dada :Denyut jantung,adakah bising,ronkhi dan wheezing.
Abdomen :Bunyi bising usus.
Pemeriksaan Penunjang
- Cek Bilirubin
Untuk mengetahui kadar bilirubin dalam darah
Ø Cek gula darah
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah.
II. INTERPRETASI DATA DASAR
DX :BBLR dengan Hyperlirubin
DS :-
DO : K/u :Lemah
TTV: S :37,6 ˚ C Antropometri:BB :1800 gr
N :148 x/mnt TB :42 cm
Rr :60 x/mnt
Wajah:Ikterus→Cramer I
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Kern Ikterus
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Pemberian foto terapi
V. INTERVENSI
1. Perbaiki keadaan umum bayi.
2. Pastikan foto terapi terpasang selama 2x24 jam.
3. Berikan penjelasan pada orang tua tentang kondisi anaknya serta tindakan yang diberikan.
4. Ganti popok/pempers setiap kali basah.
5. Observasi rutin keadaan bayi.
VI.IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi.
VII.EVALUASI
Sesuai dengan implementasi.
BAB IV
STUDY KASUS
I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal:Rabu/04 Juli 2008
Jam :08.00 WIB
Tempat :NICU RSD Dr.Mohammad Soewandhie
1. BIODATA
a.Nama Bayi :By. Ny.”R”
Tanggal lahir/umur :30 Mei 2008
Jenis kelamin :Laki-laki
Anak ke :
Jumlah saudara :
Status Anak :Anak Kandung
b.Nama Orang Tua
Nama Ibu :Ny.”R” Nama Ayah :
Umur :25 thn Umur :30 thn
Agama :Islam Agama :Islam
Suku/Bangsa :Jawa Suku/Bangsa :Jawa
Pendidikan :SMP Pendidikan :SMA
Alamat :Sedayu Alamat :Sedayu
2. KELUHAN UTAMA
Ø Berat badan bayi 1800 gr
Ø Bayi rewel,wajah bayi terlihat kuning
3. RIWAYAT MASUK RS
Bayi lahir di RS dengan BBLR dengan BB:1800 gr ketuban jernih AS:7-8, usia kehamilan 27-28 minggu.
4. KONDISI DATANG
K/u:lemah,cyanosis (+),suhu ,BB:1800 gr,PB:48 cm,lika:33,4 cm,lida:25 cm,akral dingin.
5. KONDISI SAAT PENGKAJIAN
K/u:lemah,cyanosis(-),gerak(-),muntah(-),daya hisap lemah,retensi(-),minum ASI/PASI melalui NGT 10-15 cc/ 2 jam.
-Pemeriksaan Umum
Ø Keadaan Umum:Lemah
Ø Tanda-tanda vital
Suhu :37,6 ˚ C
Pernapasan :60 x/mnt
Nadi :148 x/mnt
Ø Antropometri
BB :1800 gr
PB :42 cm
Lika :33,4 cm
Lida :27 cm
Lila :6 cm
-Pemeriksaan Fisik
Ø Inspeksi
Kepala :Bulat,tidak ada caput succedenum,tidak ada hematoma.
Wajah :Ikterus(+)
Mata :Conjungtiva tidak pucat,sclera kuning,tidak ada kelainan.
Hidung :Bersih,secret(+)
Telinga :Simetris,bersih,tidak ada kelainan.
Mulut :Bibir tidak cyanosis,tidak ada labio palato skisiz.
Dada :Tidak ada retraksi dada.
Abdomen :Tali pusat tidak ada perdarahan,pus(-),bau(-) , Whezing(-).
Genetalia :Tidak ada kelainan dan urethra berlubang.
Anus :Tidak ada atresia ani.
Ekstrimitas :Tidak ada polydaktili,tidak syndaktili,dll.
Kulit :Bersih,warna agak kuning,turgor baik.
Ø Auskultasi
Dada :Bunyi jantung normal,tidak ada bising,ronkhi(-) ,wheezing(-).
Abdoment :Bising usus normal.
-Pemeriksaan Penunjang
Ø Tanggal 03 Juni 2008
Cek Bilirubin
Bilirubin total :9,31 mg/dl
Bilirubin direct :2,47
Bilirubin indirect :7,48
GDA :Tidak dikaji
Ø Tanggal 06 Juni 2008
Cek Bilirubin
Bilirubin direct :1,30
Bilirubin indirect :1,75
Bilirubin total :5,,25
GDA :Tidak dikaji
II. INTERPRETASI DATA DASAR
DX :BBLR dengan hyperbilirubin
DS :-
DO :K/u :Lemah
TTV :S :37,6 ˚ C Antropometri:BB :1800 gr
N:146 x/mnt PB :42 cm
Rr:60 x/mnt Wajah→Ikterus cramer I
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL/MASALAH POTENSIAL
Kern Ikterus
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Pemberian Foto Terapi
V. INTERVENSI
Tujuan :Agar kondisi bayi menjadi lebih baik dan mencegah terjadinya kondisi yang lebih parah.
Kriteria Hasil:-K/u :Baik
-TTV:HR:140 x/mnt
Rr :42 x/mnt
S :36,5 ˚ C
-BB Naik
-Ikterus tidak ada
Intervensi :
1. Pastikan foto terapi tetap terpasang hingga/dalam jangka waktu 2x24 jam.
Rasional:Agar ikterus pada bayi cepat menghilang.
2. Perbaiki keadaan umum bayi
Rasional:Agar kondisi bayi tetap stabil dan memudahkan dalam perawatan kesembuhannya.
3. Beri penjelasan pada orang tua tentang kondisi anaknya serta tindakan yang diberikan
Rasional:Agar orang tua dapat mengerti,menerima kondisi anaknya serta menyetujui tindakan yang dilakukan.
4. Pemberian PASI sebagai pengganti ASI.
Rasional:Untuk memberikan suplemen makanan,walaupun kondisi tubuhnya sehat.
5. Mengganti popok(pempers) tiap kali pempers penuh dengan BAB/BAK.
Rasional:Bayi tidak nyaman dengan kondisi yang basah dan dapat menyebabkan bayi cepat rewel,menangis.
6. Observasi rutin keadaan bayi.
Rasional:Untuk memantau kondisi bayi apakah terdapat perubahan baik atau sebaliknya.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal:04 Juni 2008
1. Memastikan foto terapi tetap terpasang hingga/dalam jangka waktu 2 x 24 jam.
2. Memperbaiki keadaan umum bayi dengan memasang infus
3. Memberi penjelasan pada orang tua tentang kondisi anaknya serta tindakan yang diberikan
4. Pemberian PASI sebagai pengganti ASI.
5. Mengganti popok(pempers) tiap kali pempers penuh dengan BAB/BAK.
6. Observasi rutin keadaan bayi.
VII.EVALUASI
Hari/Tanggal:Kamis/05 Juni 2008
Jam :21.00 WIB
S:-
O:K/u :cukup,iktrrus(-),incubator(+),minum ASI/PASI 10-30 cc,Gerak Tangis cukup,muntah(-).Infus D10,S:36,8 ˚ C,HR:152 x/mnt,Rr:54 x/mnt,BB:1500 gr.
A:BBLR + (Hyperbilirubin teratasi)
P:Lanjutkan Observasi
· Observasi rutin keadaan bayi
· Pemberian ASI/PASI sesuai kebutuhan
· Mengganti popok bayi apabila kotor/basah
· Atur suhu dalam inkubator
Pretty! This has been an extremely wonderful post.
Many thanks for supplying this info.
My web blog: plytki ceramiczne
Silahkan Tulis Komentar Anda ...