Posts Subscribe comment Comments

Jenis-Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita


Jenis-Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita
1. Perlukaan Akibat Persalinan

Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat mengenai vulva, vagina dan uterus. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, yang berat berupa suatu robekan yang disertai pendarahan hebat.
a. Vagina
Perlukaan pada dinding depan vagina terjadi disekitar orifisium uretra dan klitoris. Robekan pada vagina dapat bersifat luka tersendiri atau mirip lanjutan robekan perineum. Robekan vagina 1/3 bagian atas ummnya mirip lanjutan robekan serviks uteri. Pada umumnya robekan vvagina terjadi karena regangan jalan lahir yang berlebih-lebihan dan tiba-tiba ketika janin dilahirkan. Kadang-kadang robekan lebar terjadi akibat ekstraksi dengan forceps. Untuk menilai keadaan bagian dalam vagina, perlu diadakan pemeriksaan dengan spekulum. Pendarahan pada keadaan ini umumnya adalah pendarahan artevial, sehingga harus segera dijahit.
b. Perineum
Tempat yang paling sering mengalami perlukaan akkibat persalinan ialah perineum. Tingkat perlukaan pada perineum dapat dibagi dalam :
  1. Tingkat I : perlukaan hanya terbatas pada mukosa vagina atau kulit perineum
  2. Tingkat II : melukai fasia dan otot-otot diafragma urogenital
  3. Tingkat III : menyebabkan muskulus sfingter ani enternus terluka diDepan
Perlukaan pada diafragma urogenitalis dan muskulus levator ani, dapat terjadi tanpa luka pada kulit perineim atau pada vagina, sehingga tidak kelihatan dari luar. Perlukan demikian dapat melemahkan dasar panggul, sehingga mudah terjadi prolapsus genitalis. Robekan perineum dapat mengakibatkan pula robekan jaringan pararektal, sehingga rektum terlepas dari jaringan sekitarnya. Pada tempat terjadinya perlukaan akan timbul perdarahan yang bersifat artevial atau yang merembes. Pada perlukaan tingkat I, bila hanya ada luka lecet , diperlukan penjahitan. Pada perlukaan tingkat II, hendaknya luka dijahit secara cermat. Lapisan otot dijahit simpul dengan Catgut no.0 atau 00, dengan mencegah terjadinya ruang mati. Adanya ruang mati antara jahitan-jahitan memudahkan tertimbunnya darah beku dan terjadinya radang. Pada perlukaan tingkat III memerlukan teknik penjahitan khusus. Langkah pertama yang terpenting adalah menemukan kedua ujung muskulus sfingter ani ekstermus yang terputus. Pada perlukaan tingkat III yang tidak dijahit dapat terjadi inkontinensia alvi. Perlukaan pada perineum sebenarnya dapat dicegah atau dijadikan sekecil mungkin perlukaan ini umumnya terjadi pada saat lahirnya kepala. Oleh karena itu keterampilan melahirkan kepala janin sangat menentukan sampai seberapa jauh terjadi perlukaan pada perineum. Untuk mencegah terjadinya perlukaan perineum yang tidak terarah dan tidak teratur dianjurkan melakukan episiotomi.


A. Serviks Uteri
Robekan serviks bisa menimbulkan pendarahan banyak, khususnya bila jauh ke lateral sebab di tempat itu terdapat ramus desendens dari arteria uterina. Perlukaan pada serviks uteri sering diakibatkan oleh tindakan-tindakan pada persalinan buatan dengan pembukaan yang belum lengkap. Selain itu, penyebab lain robekan serviks ialah partus presipitatus. Pada partus ini kontraksi rahim kuat dan sering sehingga janin di dorong keluar, kadang-kadang sebelum pembukaan lengkap.

B. Korpus Uteri
Perlukaan yang paling beraat pada waktu persalinan adalah robekan uterus. Lokasi robekan dapat korpus uteri atau segmen bawah uterus. Robekan bisa terjasi pada tempat yang lemah pada dinding uterus, misalnya pada parut bekas seksio sesareaatau bekas miomektomi.
Secara anatomik, robekan uterus dapat di bagi dalam 2 jenis yaitu :
  1. Robekan inkomplet; mengenai endometrium dan miometrium tetapi perimetrium masih utuh
  2. Robekan komplet ; mengenai endometrium, miometrium, perimetrium sehingga terjadi hubungan langsung antara karum uteri dan rongga perut.
Robekan uterus komplet menyebabkan gejala-gejala yang khas ketika persalian berlangsung yaitu nyeri perut mendadak, anemia, syok, dan hilangnya kontraksi. Gejala robekan uterus inkomplet umumnya lebih ringan. Pada waktu selesai persalinan, bila penderita pucat dan kelihatan dalam syok, sedang perdarahan keluar tidak banyak, apabila diraba tumor di parametrium, maka pada keadaan ini patut dicurigai adanya robekan uterus inkomplet. Untuk lebih memastikan hal ini, dianjurkan melakukan ekplorasi dengan memisahkan tangan didalam rongga uterus. Penanganan pada robekan uterus ialah pemberian transfusi darah segera, kemudian laparotomi, jenis opersi yang dilakukan ialah penjahitan luka pada dinding uterus atau pengangkatan uterus.

C. Nekrosis Jalan Lahir Akibat Tekanan Pada Persalinan Lama
Pada waktu berlangsungnya persalinan, bila kepala janin sudah masuk kedalam ronggga tengah panggul, kandung kencing dan uretra mengalami tekanan oleh kepala janin tersebut. Apabila tekanan berlangsung lama, vagina serta dasar kandung kencing yang tertekan mengalami iskhemia dan akhirnya terjadinya nekrosis

> Perlukaan Akibat Koitus
Perlukaan yang terjasi pada koitus pertama ialah robeknya selaput hymen. Robekan selaput hymen biasanya terjasi pada dinding belakang dan menimbulkan perdarahan sedikit, yang kemudian akan berhenti secara apontan. Pada keadaan tertentu perlukaan akibat koitusdapat lebih berat. Koitus yang dilakukan secara kasar dan keras-keras akan menimbulkan perlukaan-perlukaan vulva dan vagina sehingga menimbulkan perdarahan.

> Perlukaan Akibat Pembedahan Ginekologik.
Perlukaan alat di dalam pelvis pada waktu pembedahan ginekologik terjadi bila melakukan pembedahan ginekologik pada alat-alat genital.
Perlukaan Ureter
Letak ureter yang dekat dengan genitalia interna menyebabkan saluran kencing itu mudah mengalami perlukaan pada waktu pembedahan ginekologik, terutama jika lokasi ureter berubah karena desakan tumor. Ada lima tempat di dalam panggul, dimana ureter mudah mengalami perlukaan. Pertama, di tempat ureter memasuki ruang panggul dan menyilang di atas percabangan dengan arteri iliaka. Kedua, pada vasa ovarika di mana ureter berada dekat dengan alat adneks. Ketiga, di dalam ligamentum latum. Keempat, pada tempat yang dekat dengan serviks bagian atas, kelima, pada fase 4 ureter mulai masuk ke dalam kandung kencing.

> Perlukaan Akibat Trauma Aksidental perlukaan langsung pada alat-alat genital terjadi akibat patah tulang panggul, atau akibat jatuh duduk dengan genitalia eksterna kena suatu benda.
  • Hematoma bentuk perlukaan yang paling sering terjadi ialah hematoma pada vulva. Terdapatnya hematoma yang tampak kecil dari luar belum berarti bahwa bekuan darah di dalamnya sedikit. Perdarahan dapat menjalar sekitar vagina dan mengumpul di dalam ligamentum latum. Bila banyak darah terkumpul dalam hematoma, dapat timbul gejala-gejala syok dan anemia, kulit permukaan hematoma berwarna kebiru-biruan, mengkilat, tipis, dan mudah robek
  • Perlukaan perlukaan pada vagina dan vulva terjadi bila alat-alat tersebut terkena secara langsung.

> Perlukaan Akibat Benda Asing
seringkali penderita dengan psikopatia seksualis memasukan benda-benda ke dalam vagina atau uretra. Benda asing ini tetap tinggal karena kelupaan atau karena memang penderita senagaja tidak mengeluarkannya. Pesarium yang dipasang untuk prolapsus uteri dapat menimbulkan iritasi dan perlukaan

> Perlukaan Akibat Bahan Kimia perlukaan vulva dan vagina berupa luka-luka bakar dapat disebabkan oleh :
1. Pembilasan dengan cairan yang sangat panas
2. kesalahan teknik dalam pemakaian elektrokauter
3. bahan-bahan kimiawi pembilasan dengan cairan yang sangat panas menimbulkan luka bakar yang superfisial, yang kemudian dapat mennyebabkan terlepasnya kulit dan mukosa sehingga terdapat ulkus.

Pemakaian elektrokauter untuk pengobatan erosio dan porsio uteri, jika kurang hati-hati dapat menyebabkan stenosis atau atresia pada ostiumuteri eksternum. Vulva dan vagina yang terkena bahan-bahan kimia yang keras menimbulkan gejala-gejala luka bakar. Bahan-bahan kimia yang sering menimbulkan perlukaan dalam hal ini ialah bahan-bahan asam yang terbagi dalam 2 jenis :
1. Bahan asam Anorganik, misal. Asam sulfat, asam nitrat, asam klorida
2. Bahan asam organik, misal, asam oksalat, dan asam asetat.
Asam anorganik, bila dimasukan ke dalam vagina sangat berbahaya karena mempunyai daya korosif yang sangat kuat. Akibat pemakaiannya ialah perlukaan yang parah pada vagina dan serviks uteri. Asam organik umumnya mempunyai daya korosif yang kurang kuat, tetapi dapat menimbulkan gangguan dalam pembekuan darah.

Kelainan Letak Alat-alat Genital

> Jaringan-jaringan yang mempertahankan posisi dan letak Uterus dan Vagina
Posisi serta letak uterus dan vagina dipertahankan oleh ligamen, fasia serta otot-otot dasar panggul. Te Linde (1966) membagi atas 4 golongan yaitu :
  1. Ligamen yang terletak dalam rongga perut adan ditutupi oleh peritoneum yaitu ligamentum Rotundum, ligamen sakrouterina, ligamen kardinale, ligamen latum, ligamen linfudibulo pelvikum.
  2. Jaringan-jaringan yang menunjang vagina yaitu fasia yang terdapat antara dinding depan vagina dan dasar kandung kemih (fasia puboservikalis) dan fasia yang terdapat antara dinding belakang vagina dan vektrum (fasia vektovaginalis)
  3. Kantong douglas
  4. Otot-otot dasar panggul, terutama otot levator ani

> Posisi uterus yang normal dalam rongga panggul
posisi uterus yang normal ialah di tengah-tengah rongga panggul, antara kandung kencing dan rektrum dengan ostium uteri eksternum setinggi spina iskhiadika pada wanita berdiri. Uterus dapat digerakan dalam batas-batas tertentu. Dari bagian uterus, serviklah yang lebih menunjukan fiksasi sedang fundus dapat bergerak lebih leluasa.

> Kelainan letak uterus
umumnya kelainan posisi disebabkan oleh tumor yang mendorong uterus ke sebelah yang berlawanan atau pelekatan yang kuat yang menarik uterus ke sebelah yang sama. Pada desensus sebab turunnya uterus biasanya ialah kelemahan otot serta fasia yang menyokongnya.

> Prolapsus Genitalia
pada dasarnya prolapsus genitalia digolongkan dalam dua golongan yaitu inversio vagina atas dan inversio vagina bawah. Inversio vagina atas primer disebabkan oleh adanya paksaan dan kerusakan dari otot penyokong vagina atas (ligamen) terutama karena persalinan atau karena tekanan intraabdominal yang tinggi dan kronis atau karena kelemahan jaringan penyokong tersebut sejak dari bawaan. Eversio vagina terjadi karena hilangnya penyokong atau lemahnya otot vagina bawah, terutama karena kerusakan diafragma pelvis dan urogenital biasanya kerusakan ini akibat trauma persalinan, atau karena atrofi jaringan-jaringan penyokong pelvis pasca menopause, dimana hormonstrogen sudah berkurang, sehingga otot dasar penggul menjadi atrofi dan melemah.

Bentuk-bentuk Prolapsus Vagina adalah sebagai berikut :
  1. Sistokel : turunya kandung kemih melalui fasia fuboservikalis, sehingga dinding vagina depan jadi tipis dan disertai penonjolan kedalam lumen vagina.
  2. Uretrhokel : hiilangnya penyokong dari fasia puboservikalis dan fasia pubotrhalis
  3. Enterokel : berisi usus halus atau umentum dan mungkin menyertai uterus turun kedalam vagina.
  4. Rektokel : kelemahan dari dinding vagina belakang yang menyebabkan penonjolan dari rekhim ke dalam vagina.
  5. Kolpokel Pasca Histerektomia : penurunan vagina pasca hesterektomia
  6. Prolapsus uteri : karena kelemahan ligamen endopelvik trutama ligamentum transvesal dapat dilihat pada nullipara diaman terjadi elangosiokoli disertai prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi ada enterokel.
Permasalahan Dalam Sistem Urologi

> Kelainan Anatomik Pada Saluran Urine Bagian Bawah Kelainann anatomik yang ditemukan sebagian ada kaitannya dengan embriologi, seperti hipaspadi dan yang paling berat ekstrofi vesika. Ini semua disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan sinus urogenitalis
1. Divertikel di uretra
Di samping uretrokel dapat ditemukan di vertikel pada uretra yang mudah terkena infeksi. Pengobatan pada umumnya mengangkat divertikel tersebut.
2. Ureterokel Vesikalis
Penonjolan kistik menyerupai balon dari ureter bagian intramural ke dalam ruang vesika. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyempitan pada muara ureter dan adanya kelemahan-kelemahan pada muskularis dan jaringan ikat di dinding vesika. Dengan getah lendir yang kental mirip penghalang untuk naiknya kuman ke atas, dan adanya serabut-serabut pada epitel endometrium yang bergerak kearah vagina.

> Benda Asing Dalam Vesika Urinaria
Jahitan luka pada dinding vasika dengan sutera dan nilon dan lainnya yang tidak diresorbsi, dapat tetap ada pada vesika urinaria dan terjadi inkrustasi dengan garam-garam urine sehingga membatu. Benda-benda asing yang dipakai untuk onani dapat pula masuk ke vesika urinaria dan membatu.

Batu ureter pada umumnya hanya lewat vesika urinaria dan mudah dikeluarkan melalui uretra yang lebara dan pendek. Gejala-gejalanya adalah kolik, agak sulit kencing dan adanya hematori.

> Radang Pada Saluran Kencing.
Uretra wanita selalu mengandung kuman (E. koli, streptokokus, stafilokokus, basilus doderlein). Pada umumnya kuman yang ada di vagina menimbulkan vaginitis dan dan pada uretra uretritis. Hal tersebut terjadi bila ada trauma pada jaringan atau pertahanan jaringan berkurang, atau virulensi kman meningkat.

Yang mencegah adanya radang di vagina adalah epitel torak dinding vagina dan cairan di vagina yang bereaksi asam. Konalis servikalis yang sempit dengan getah lendir yang kental mirip penghalang untuk naiknya kuman ke atas, dan adanya serabut-serabut pada epitel endometrium yang bergerak ke arah vagina

> Tumor Bagian Bawah Saluran Urine
  • Tumor Uretra Yang mudah dilihat apabila tumor tampak di orifisium uretra seperti kista, fibroma, papiloma, polip, tumor-tumor ini adalah tumor jinak. Tumor ganas seperti karsinoma, sarkoma, umumnya dittemukan pada wanita yang berumur lanjut. Kelainan-kelainan tersebut diatas menimbulkan keluhan sakit, atau kesulitan waktu berkemih dan pula adanya darah dalam urine (hematuria)
  • Tumor Vesika Urinaria. Tumor jinak vesika urinaria yang terbanyak adalah papiloma yang menyerupai jonjot-jonjot yang bertangkai dengan lokalisasinya didasar vesika dan sering mennnnnnimbulkan perdarahan. Tumor Vasika Urinaria yang padat jarang, misalnya, fibromiksoma, mioma, angioma.
  • Karsinoma Vesika Urinaria. Karsinoma dapat ditemukan di vesika dengan ciri berbenjol-benjol, mendatar dan padat. Karsinoma vesika urinaria dapat pula ditemukan sebagai metastasis karsinoma dari uterus atau vegian yang menembus ke vesika.

> Inkontinensia Urinae
Ketidakmampuan menahan aira kencing atau inkontinensia urinae mempunyai berbagai sebab yang dapat dikembalikan pada sfingter vesika urinaria yang tidak berfungsi baik atau pada fistula urin.

> Fistula Urinae
Bila kebersihan kurang atau tidak ada maka mudah timbul vulvitis dan vaginatis. Pada vulva dan sekitar anus timbul ekskoriasi, ulserasi dan kondiloma. Pada fistula lama kulit disekitarnya menjadi tebal dan kaku. Air kencing terus-menerus mengalir menimbulkan bau pesing dan genitalia eksterna selalu basah.

0

Silahkan Tulis Komentar Anda ...