Posts Subscribe comment Comments

TUMOR MARKER PADA KEGANASAN SERVIKS UTERI


I. PENDAHULUAN

Dalam mengatasi masalah diagnosis, penentuan prognosis dan pemantauan kanker akhir-akhir ini perhatian banyak diarahkan kepada berbagai substansi yang dianggap dapat memberikan petunjuk tentang perkembangan tumor ganas maupun komplikasi yang disebabkannya. Identifikasi substansi-substansi itu diharapkan dapat membantu menegakkan diagnosis, menentukan prognosis dan memprediksi perjalanan penyakit.

Dengan perkembangan teknologi laboratorium, khususnya perkembangan dalam bioteknologi, saat ini telah dimungkinkan untuk mendeteksi petanda ganas, bukan saja yang berada dalam lingkungan ekstraseluler atau di tingkat seluler tetapi juga pada tingkat molekuler sehingga petanda ganas tidak hanya digunakan untuk tujuan tersebut di atas tetapi, khususnya petanda ganas molekuler, juga digunakan untuk mendeteksi sisa sel kanker (minimal residual disease, MRD), bahkan pada keadaan tertentu dapat digunakan sebagai faktor prediksi atau faktor risiko timbulnya keganasan.

Karena gejala klinik kanker dimulai dengan pertumbuhan sel secara tidak terkendali, kanker secara patologis disebut sebagai penyakit sel atau jaringan dan penyakit organ karena sel-sel yang tumbuh tidak terkendali tersebut dapat menginfiltrasi jaringan organ dan mengganggu fungsi organ bersangkutan. Tetapi saat ini sudah diterima secara luas bahwa kanker disebabkan oleh akumulasi kelainan atau mutasi gen-gen tertentu, karena itu kanker juga disebut penyakit genetik. Selain menimbulkan gejala yang secara langsung disebabkan oleh kanker dan atau anak sebarnya, kanker dapat memberikan dampak sistemik lain yang timbul sebagai respons tubuh terhadap kanker. Gejala tersebut dikenal sebagai sindroma paraneoplasia yang seringkali menyebabkan penyulit atau

penderitaan yang lebih parah, karena itu kanker juga dapat dianggap sebagai penyakit sistemik.

Dengan demikian, dalam memanfaatkan dan menafsirkan hasil pemeriksaan petanda tumor dan pemeriksaan laboratorium klinik yang lain untuk penatalaksanaan kanker perlu difahami benar berbagai kelainan genetik, sel dan organ serta respons tubuh terhadap kanker.

Secara umum petanda tumor adalah perubahan-perubahan yang dapat dideteksi dan mengindikasikan adanya tumor, khususnya tumor ganas atau kanker Penanda tumor serologik didefinisikan sebagai produk yang berasal dari tumor, dimana kadarnya dari darah merupakan pencerminan massa tumor yang ada di dalam tubuh. Mula-mula ada harapan, bahwa produk-produk ini sedemikian sensitive dan spesifik sehingga dapat digunakan sebagai tes kanker untuk suatu tumor tertentu. Dalam hal ini adanya tumor atau residif secara meyakinkan dapat ditentukan dalam fase yang sangat dini, bahkan preklinik. Harapan ini tidak terpenuhi. Hanya beberapa penanda demikian sensitive dan spesifitasnya sehingga dapat dipakai untuk skrining atau follow up penderita yang asimtomatik

Tujuan penulisan referat ini agar dapat dipakai sebagai bahan bacaan, diskusi dan pengetahuan tentang penanda tumor untuk keganasan pada leher rahim serta dapat dipakai sebagai aplikasi dalam klinis.

II. IMUNOLOGI TUMOR

Telah diketahui bahwa proliferasi dan maturasi atau diferensiasi sel normal diatur secara ketat oleh sejumlah proto-onkogen yang merangsang pertumbuhan dan berbagai anti-onkogen atau gen supresor (tumor suppressor genes) yang menghambat pertumbuhan. Aktivasi proto-onkogen secara berlebihan dapat terjadi melalui perubahan struktur dalam gen, translokasi kromosom, peningkatan ekspresi gen atau mutasi pada elemen-elemen yang mengontrol ekspresi gen bersangkutan. Mutasi demikian sering tampak pada sel-sel yang

berproliferasi secara aktif. Proliferasi berlebihan dapat dicegah oleh gen supresor yang menghambat pertumbuhan, namun inaktivasi dan atau mutasi gen supresor menyebabkan hilangnya fungsi supresi pertumbuhan. Amplifikasi onkogen dan atau inaktivasi gen supresor yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan sel mengakibatkan hilangnya kontrol pertumbuhan dengan risiko terjadinya transformasi ganas., dan sel menunjukkan sifat pertumbuhan dan sifat-sifat biologik lainnya yang abnormal.

Perubahan genetik ini menghasilkan populasi sel dengan sifat-sifat pertumbuhan tidak terkendali -yang merupakan ciri sel kanker- dan memiliki kemampuan menginvasi jaringan normal di sekitarnya serta kemampuan bermetastasis dan tumbuh di tempat yang letaknya jauh dari jaringan asal.1 Di samping mengekspresikan molekul-molekul yang menentukan sifat ganas, sel-sel kanker juga sering menunjukkan disregulasi gen yang produknya tidak secara langsung berhubungan dengan sifat pertumbuhan dan sifat invasive sel. Disregulasi genetik itu di antaranya menyebabkan perubahan ekspresi berbagai molekul permukaan, gangguan transkripsi dan translasi berbagai jenis molekul protein intraseluler maupun berbagai substansi yang disekresikan, sehingga sel atau jaringan tumor, yang pada dasarnya berasal dari jaringan sendiri, menjadi asing atau imunogenik Karena itu sebenarnya sistem imun yang normal harus mampu mengenali sel-sel abnormal tersebut dan memusnahkannya.. Fungsi sistem imun adalah fungsi protekttif dengan mengenal dan menghancurkan sel-sel abnormal itu sebelum berkembang menjadi tumor atau membunuhnya kalau tumor itu sudah tumbuh. Peran sistem imun ini disebut immune surveillance.

Walaupun tumor berasal dari jaringan sendiri (self), tumor pada umumnya mengekspresikan antigen yang dikenal oleh sistem imun sebagai antigen asing. Ekspresi antigen tumor pada umumnya menggambarkan perubahan material genetik akibat transformasi sel, tetapi mekanisme molekuler yang menghasilkan antigen tumor itu bermacam-macam. Keasingan antigen tumor disebabkan adanya mutasi dan disregulasi gen yang menyebabkan diproduksinya protein

baru (neoantigen) yang tidak pernah diekspresikan dalam keadaan normal, atau pada tumor yang disebabkan virus onkogenik, biasanya diekspresikan protein virus.

Pengelompokan antigen tumor dalam 4 kategori utama, yaitu: antigen tumor yang disandi oleh gen dengan ekspresi spesifik tumor (tumor specific antigens); antigen tumor yang terjadi akibat point mutation; antigen diferensiasi, dan antigen yang disandi oleh gen yang diekspresikan berlebihan pada beberapa jenis tumor. Pengelompokan lain adalah antigen yang dapat dideteksi oleh limfosit T dan antigen tumor yang dikenal oleh antibody.

Beberapa jenis molekul pada permukaan sel tumor dapat membangkitkan respons antibodi autolog. Selain itu, beberapa jenis molekul tumor dapat dikenal oleh antibody xenogeneik yang diperoleh melalui imunisasi hewan percobaan spesies lain dengan antigen bersangkutan. Molekul-molekul itu tidak selalu harus membangkitkan respons imun pada penderita tumor bersangkutan, tetapi antibodi yang bereaksi dengan antigen tersebut mempunyai makna penting untuk diagnosis dan terapi tumor. Antigen tumor ini sebagian besar diekspresikan oleh berbagai jenis tumor yang berasal dari jenis sel yang sama, dan sebagian besar juga diekspresikan oleh sel normal atau sel tumor jinak. Karena itu antigen tumor ini disebut tumor associated antigens. Sebagian besar antigen ini tidak merangsang respons imun pada penderita karena merupakan protein sendiri (self proteins), dan walaupun antibodi dapat mengikat antigen tersebut, antibodi tersebut tidak mempunyai potensi protektif.

Antigen onkofetal adalah keadaan normal antigen ini hanya diekspresikan oleh jaringan fetal dan tidak terdapat pada jaringan dewasa. Antigen onkofetal tidak bersifat imunogenik. Antigen onkofetal sejak lama digunakan untuk menunjang diagnosis tumor-tumor tertentu. Contoh antigen onkofetal adalah carcinoembryonic antigen (CEA) dan alpha-fetoprotein. (AFP).

III.HUBUNGAN ONKOGENESIS DENGAN PETANDA TUMOR

Seperti diuraikan di atas, pertumbuhan sel secara tidak terkendali disertai diferensiasi sel abnormal menghasilkan populasi sel dengan sifat-sifat baru. Sifat-sifat baru populasi sel yang mengalami transformasi itu di antaranya adalah kemampuan berproliferasi tanpa memerlukan rangsangan faktor pertumbuhan dari luar sel (dikenal dengan istilah autocrine stimulation) dan sifat-sifat lain.

Sifat-sifat baru tersebut di antaranya adalah sel dapat mengekspresikan antigen dengan densitas berlebihan, mengekspresikan antigen baru (neoantigen) atau fenotip yang tidak lazim untuk jenis dan stadium diferensiasi sel bersangkutan. Mungkin pula sel-sel tersebut kehilangan molekul-molekul fungsional tertentu, menunjukkan perubahan struktur kromosom dan kandungan DNA abnormal (aneuploidi). Sel-sel memiliki kemampuan proliferasi meningkat, menjadi lebih invasif ke dalam jaringan sekitarnya bahkan mampu bermetastasis jauh, kehilangan kemampuan untuk apoptosis dan lain-lain.

Sifat-sifat abnormal itulah yang kemudian dicoba diidentifikasi dan digunakan sebagai petanda tumor atau petanda ganas untuk menunjang diagnosis atau konfirmasi adanya keganasan, menentukan prognosis dan memantau perjalanan penyakit. Sebagian perubahan dapat diidentifikasi di luar sel, misalnya bagi substansi-substansi yang disekresikan ke dalam cairan tubuh sehingga kadarnya dapat diukur. Pada umumnya kadar substansi itu sesuai dengan progresifitas tumor. Sebagian lagi dapat dideteksi di dalam sel atau permukaan sel dan dapat diidentifikasi baik kualitatif maupun kuantitatif dengan berbagai cara. Sebagian dari perubahan gen dapat diidentifikasi baik struktur maupun sifatnya sehingga adanya perubahan gen ini dapat digunakan sebagai petanda ganas molekuler, untuk deteksi dini, menentukan sisa sel kanker atau sebagai faktor prediksi terjadinya kanker. Pada umumnya petanda molekuler atau petanda genetik ini lebih mampu menggambarkan sifat biologis tumor, sehingga dapat digunakan untuk menentukan prognosis secara lebih tepat.

IV. DEFINISI PETANDA TUMOR

Secara umum petanda tumor adalah perubahan-perubahan yang dapat dideteksi dan mengindikasikan adanya tumor, khususnya tumor ganas atau kanker Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kanker, baik yang dapat diidentifikasi ekstraseluler, seluler maupun molekuler, ada perbedaan dalam pengertian petanda tumor yang dianut beberapa tahun yang lalu dengan yang digunakan pada saat ini. Menurut pengertian lama, istilah petanda tumor (tumor marker) menyatakan berbagai substansi yang disekresikan oleh sel kanker atau sel jinak ke dalam cairan ekstraseluler sebagai respons terhadap adanya kanker. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi laboratorium yang memungkinkan deteksi berbagai substansi di tingkat molekuler, maka pengertian atau definisi petanda tumor (ganas) saat ini adalah selain substansi-substansi ekstraseluler seperti di atas, juga mencakup berbagai komponen serta molekul termasuk berbagai gen yang diasosiasikan dengan perkembangan kanker dan dikenal dengan istilah biomarker keganasan.

0

Silahkan Tulis Komentar Anda ...